Rabu, 30 November 2016

Pengertian dan Contoh Paragraf Narasi

Apa itu paragraf narasi ? Paragraf narasi adalah bentuk paragraf yang menceritakan suatu peristiwa serta bagaimana peristiwa itu berlangsung berdasar kronologi atau sesuai urut-urutan waktu. Hal inilah yang membuat pembaca seolah-olah mengalami kejadian tersebut.
Peristiwa/kejadian yang diceritakan dapat berupa karangan benar-benar terjadi dan dapat juga khayalan belaka. Cerpen, novel, roman, biografi dan cerpen drama adalah salah satu bentuk karangan narasi.
Ciri-ciri Paragraf Narasi
Untuk lebih mengenal paragraf ini, ada baiknya kita mempelajari ciri umum paragraf narasi itu sendiri, diantaranya yaitu :
  1. Mempunyai alur/plot.
  2. Menggunakan sudut pandang penulis.
  3. Terdapat unsur rangkaian waktu dan informasi.
  4. Terdapat unsur tindakan dan perbuatan.
  5. Terdapat latar suasana, tempat dan waktu.
  6. Memiliki tokoh dan perwatakan yang jelas.
  7. Memakai urutan waktu dan tempat yang saling berhubungan.
Macam/Jenis Paragraf Narasi
Ada 2 jenis/macam paragraf narasi, yaitu narasi sugestif dan narasi ekspositoris. Berikut adalah penjelasannya :
Paragraf Narasi Sugestif
Paragraf Narasi Sugestif adalah sebuah paragraf yang menggambarkan rangkaian kejadian yang tersusun sedemikian rupa untuk merangsang daya khayal pembaca mengenai peristiwa tersebut. Bahasa yang umum digunakan narasi sugestif adalah bahasa kiasan dengan menggunakan kata-kata yang bersifat konotatif. Paragraf Narasi Sugestif memiliki tujuan utama untuk memberikan makna atas kejadian sebagai suatu pengalaman. Jenis paragraf ini juga digunakan untuk menjelaskan sebuah proses atau rangkaian kejadian.
Contoh Paragraf Narasi Sugestif
Aku sedang berlari. Hingga kutemui dia walau telat 10 menit dari jadwal. Setelah bertemu, aku dan dia lari bersama. Mengelilingi desa di tengah sejuknya pagi hari. Lalu kutatap parasnya dan tentu senyumnya begitu memikat hati ini. Pada akhirnya aku mulai salah tingkah dan kurasakan hati ini berdebar-debar.

Paragraf Narasi Ekspositoris
Paragraf Narasi Ekspositoris adalah sebuah paragraf  yang isinya berupa rangkaian tindakan untuk disampaikan secara informatif sehingga pembaca dapat memahami peristiwa tersebut dengan tepat.

Tujuan utama narasi ekspositoris ini adalah untuk menyampaikan sebuah informasi tentang kejadian yang sedang terjadi sehingga akan memperluas pengetahuan pembaca. Berbanding terbalik dengan narasi sugestif, narasi ekspositoris menggunakan bahasa/kata yang bersifat denotatif.

Intinya adalah :

Paragraf Narasi Ekspositoris adalah paragraf berisikan topik pembahasan berupa informasi yang dijelaskan secara runtut, jelas dan rinci dengan tujuan pembaca dapat benar-benar paham akan informasi tersebut.

Ciri-ciri paragraf ekspositoris :
  1. Bertujuan untuk menjelaskan pokok persoalan atau memberi informasi kepada pembaca.
  2. Hanya memaparkan informasi tersebut tanpa mengajak atau memengaruhi pembacanya, sehingga keputusan akhir dikembalikan lagi kepada pembaca.
  3. Menggunakan berbagai bentuk data dan informasi yang benar adanya untuk kemudian dijabarkan menjadi lebih rinci.
Contoh Paragraf Narasi Ekspositoris

Beternak ayam sebenarnya tidak sesulit apa yang dibayangkan. Bagi yang baru akan memulai beternak ayam, langkah pertamanya adalah membuat kandang ayam sesuai dengan kebutuhan. Dalam membuat kandang, sebaiknya kandang diberi lampu untuk penghangat suhu tubuh ayam. Setelah kandang jadi, langkah selanjutnya adalah membeli ayam (jantan 1 ekor dan ayam betina 5 ekor). Masukkan ayam jantan dan betina dalam satu kandang agar cepat berkembang biak. Dalam beternak, pastikan ayam diberi makan secara teratur semisal 1 hari 3 kali. Agar ayam tidak mudah terkena penyakit, sebaiknya kandang ayam dibersihkan secara rutin  minimal 1 minggu sekali.

Masih bingung juga mengenai Paragraf Narasi ?

Ya, memang kurang lengkap rasanya jika contohnya hanya seperti itu. Lebih baik kita simak sekali lagi contoh paragraf narasi singkat berikut ini :

Contoh Paragraf Narasi 1

Pagi itu, Bu Surti hendak pergi ke pasar. Ia berhenti di pinggir jalan menanti angkot datang. Beberapa menit kemudian, angkot menghampirinya. Dia naik dan menunggu angkot tiba di pasar. Sesampainya di pasar, ia membeli berbagai sayur-mayur. Saat hendak membayar, ia kebingungan tak menemukan dompetnya.
Mungkinkah ia kecopetan ? Mungkinkah dompet itu jatuh ? Segala pertanyaan membayangi pikirannya. Terpaksa ia mengurungkan niatnya untuk membeli sayur-mayur. Ia pulang dengan tangan hampa, jalan kaki pula. Sungguh malang nasib Bu Surti.
Contoh Paragraf Narasi 2
Sudah sekian lama sejak saat itu, berangkatlah Mak Ijah ke Tanah Suci. Sesampainya di sana, ia melakukan rukun Haji dengan baik. Tak henti-hentinya ia berdoa dan bersyukur atas nikmat yang diberikan. Setelah selesai melakukan ibadah Haji, ia pulang bersama jamaah haji asal Indonesia lainnya. Kepulangannya itu disambut hangat oleh keluarga dan kerabat yang dulu menghujatnya.

Contoh Paragraf Narasi 3
Siang itu, Dedi merasa aneh karena tingkah laku teman-temannya. Tidak seperti biasanya yang selalu bermain bersama-sama, mereka semua mencampakkan dan mengucilkan dirinya. Bel pun berbunyi menandakan siswa diharuskan pulang. Tiba-tiba Dedi dikejutkan dengan lemparan tepung dari teman-temannya.  Sontak sekujur tubuh Dedi putih terlapisi tepung. Ia masih heran dan kebingungan. Tapi rasa bingung itu terjawab sudah ketika Afry memberikannya kue ulang tahun. Setelah itu, semua temannya memberikan ucapan selamat pada Dedi. Kejadian itu menjadi pengalaman tak terlupakan bagi Dedi, ia sangat bersyukur mempunyai teman yang begitu peduli padanya.

Contoh Paragraf Narasi 4
Berangkatlah Bapak Omar Bakri ke sekolah menaiki sepeda bututnya. Dia kayuh sepedanya hingga puluhan kilometer untuk sampai ke sekolah. Keringat dan letih yang dirasa tergantikan oleh sambutan anak didiknya sesaat ia sampai di sekolah.  Bel masuk tiba-tiba saja berbunyi, kegiatan belajar mengajar pun dimulai. Setelah beberapa waktu berlalu, akhirnya bel pulang berbunyi. Semua siswa pulang ke rumah masing-masing tak terkecuali Bapak Omar Bakri. Walau gajinya tak seberapa, ia selalu bersyukur atas nikmat yang diberikan.

PERALATAN MELAYU RIAU


Email Autoresponder


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Riau, baik Riau daratan maupun Riau kepulauan, mempunyai latar belakang sejarah yang cukup panjang. Berbagai tinggalan budaya masa lampau banyak ditemukan di wilayah provinsi itu. Dalam buku Sejarah Melayu disebut bahwa Melayu adalah nama sungai di Sumatera Selatan yang mengalir disekitar bukit Si Guntang dekat Palembang. Si Guntang merupakan tempat pemunculan pertama tiga orang raja yang datang ke alam Melayu. Mereka adalah asal dari keturunan raja-raja Melayu di Palembang (Singapura, Malaka dan Johor), Minangkabau dan Tanjung Pura. Pada waktu itu sebutan Melayu merujuk pada keturunan sekelompok kecil orang Sumatera pilihan. Seiring dengan berjalannya waktu definisi Melayu berdasarkan ras ini mulai ditinggalkan.
Peralatan merupakan factor penting dalam melakukan suatu aktivitas pekerjaan selain tenaga dan pikiran. Dalam masyarakat melayu ada beberap peralatan yang sering digunakan diantaranya peralatan dalam rumah tangga, alat- alat yang digunakan nelayan, alat- alat yang digunakan saat bertani atau, alat-alat yang digunakan dalam bermain musik, alat-alat yang digunakan dalam berburu. Dalam makalah ini penulis mengambil cakupan tentang alat- alat yang digunakan dalam bertani atau berkebun,. Semoga dengan makalah ini dapat memberikan tambahan pengetahuan kepada pembaca mengenai alat-alat apa saja yang digunakan oleh para petani dalam melakukan aktivitasnya dalam bertaniatau berkebun.
Teknologi pertanian adalah penerapan dari ilmu-ilmu terapan dan teknik pada kegiatan pertanian. Pada awalnya teknologi dibuat oleh manusia untuk mempermudah berbagai pekerjaan yang dilakukan. Dalam 100 tahun ini berbagai teknologi ditemukan oleh manusia mulai berkembang pesat, mulai dari bidang transportasi hingga informasi tidak terkecuali dunia pertanian.

B. Tujuan
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas guru mata pelajaran Muatan Lokal (MULOK) serta memberikan wawasan kepada kita semua mengenai peralatan Masyarakat Melayu Riau.

BAB II
PEMBAHASAN

A.                Pengertian dan difinisi alat
Alat adalah benda yang digunakan untuk mengerjakan ssesuatu yang fungsinya adalah untuk mempermudah pekerjaan. Alat disebut juga sebagai perkakas atau perabotan. Dahulukala manusia berpendapat bahwa alat identic dengan mansia. Karena hanya manusia yang mempunyai akar dan pikiran sehingga mempunyai kemampuan untuk menghasilkan suatu karya cipta.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) macam-macam alat antara laian adalah : 1. Alat rumah tangga, 2. Alat pertanian, 3. Alat transportasi, 4. Alat music, 5. Alat pembayaran dan alat listrik.
B.                 Pengertian Teknologi
Menurut Prayitno dalam Ilyas (2001), teknologi adalah seluruh perangkat ide, metode, teknik benda-benda material yang digunakan dalam waktu dan tempat tertentu maupun untuk memenuhi kebutuhan manusia. Sedangkan menurut
Mardikanto (1993), teknologi adalah suatu perilaku produk, informasi dan praktek- praktek baru yang belum banyak diketahui, diterima dan digunakan atau diterapkan oleh sebagian warga masyarakat dalam suatu lokasi tertentu dalam rangka mendorong terjadinya perubahan individu dan atau seluruh warga masyarakat yang bersangkutan.
Soeharjo dan Patong (1984) dalam Wasono (2008) menguraikan makna teknologi dalam tiga wujud yaitu cara lebih baik, pemakai peralatan baru dan penambahan input pada usahatani. Lebih lanjut dikatakan bahwa teknologi hendaknya memiliki syarat- syarat sebagai berikut :
(1) teknologi baru hendaknya lebih unggul dari sebelumnya
(2) mudah digunakan; dan
(3) tidak memberikan resiko yang besar jika diterapkan.
Mosher (1985), teknologi merupakan salah satu syarat mutlak pembangunan pertanian. Sedangkan untuk mengintroduksi suatu teknologi baru pada suatu usahatani menurut Fadholi (1991), ada empat factor yang perlu diperhatikan yaitu :
(1) secara teknis dapat dilaksanakan
(2) secara ekonomi menguntungkan
(3) secara sosial dapat diterima dan
(4) sesuai dengan peraturan pemerintah.
Suatu teknologi atau ide baru akan diterima oleh petani jika :
1. memberi keuntungan ekonomi bila teknologi tersebut diterapkan (profitability);
2. teknologi tersebut sesuai dengan lingkungan budaya setempat
3. kesesuai dengan lingkungan fisik (physical compatibility);
4. teknologi tersebut memiliki kemudahan jika diterapkan;
5. penghematan tenaga kerja dan waktu dan
6. tidak memerlukan biaya yang besar jika teknologi tersebut diterapkan (Mardikanto,1993).
Dari beberapa pengertian tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa teknologi adalah hal-hal yang baru yang belum diketahui, diterima dan digunakan banyak orang dalam suatu lokasi tertentu baik berupa ide maupun berupa benda atau barang.
Suatu teknologi dapat diterima oleh masyarakat khususnya petani jika teknologi tersebut memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
(1) segi teknis mudah digunakan,
(2) segi ekonomi dapat memberi keuntungan, dan
(3) segi sosial budaya dapat diterima serta tidak bertentangan dengan norma-norma yang ada/berlaku.
Teknologi memegang peranan penting dalam pengembangan potensi sumberdaya tanaman pangan, sumberdaya peternakan dan sumberdaya perikanan. Teknologi yang dihasilkan dari penelitian dan pengkajian (litkaji) akan menjadi sia-sia jika tidak diaplikasikan di lapangan, terutama dalam upaya pemberdayaan masyarakat tani.
C.                Teknologi Berburu Masyarakat Melayu Riau
Alat-alat yang dipakai oleh masyarakat Melayu Riau untuk berburu antara lain: Lembing, Lapun, Jerat Getah Kayu, Lastik. Peralatan tersebut dipergunakan dengan cara yang berbeda, seperti yang diperkatakan berikut :
1.      Lembing
Lembing yang seluruhnya terbuat dari besi (baik mata maupun tangkainya terbuat dari besi). Lembing biasanya, digunakan untuk berburu babi dan binatang liar lainnya di hutan. Lembing terdiri atas 2 macam :
a.       Lembing yang seluruhnya terbuat dari besi (baik mata maupun   tangkainya terbuat dari besi).
b.       Lembing yang matanya saja yang terbuat dari besi, sedangkan tangkainya terbuat dari kayu bambu panjang (kira-kira 2,5 m).
2.      Lapun
Lapun ialah alat berupa jaring yang terbuat dari benang, rotan, atau akar. Lapun dibuat lebih besar sedikit sata dari sarang burung, ditempatkan di atas sarang burung, dan diberi tali atau benang panjang sebagai alat penarik atau penyentak dari jauh. Lapun biasanya digunakan untuk menangkap burung.
3.      Jerat
Jerat ialah alat penangkap binatang yang terbuat dari tali, rotan, atau akar yang dibentuk melingkar di atas tanah atau di atas dahan kayu tempat hewan selalu melintas. Jerat juga diberi tali panjang sebagai alat penarik  atau penyentak. Jerat ini juga dipergunakan untuk menangkap ayam. Jerat juga dapat dibuat dari bambu atau kayu yang memiliki daya pegas. Jerat seperti ini digunakan untuk menangkap Tupai atau kera. Biasanya, Jerat juga menggunakan tali yang dibentuk melingkar untuk menjerat mangsa. Kayu atau bambu, biasanya melenting bila diinjak bagian tertentu dan akan menyentak tali melingkar tadi sehingga menjerat mangsanya.
4.      Getah Kayu
Getah Kayu ialah alat yang dipergunakan untuk menangkap burung. Getah yang dipergunakan biasanya getah pulai. Getah ini diolah sedemikian rupa sehingga memiliki daya lekat yang kuat. Getah dioles di sebuah lidi ijuk dan dipasang di atas ranting kayu tempat burung biasa mencari makan, minum atau sekedar tempat beristirahat.
5.      Lastik (Ketapel)
Ketapel dapat juga digunakan sebagai alat berburu burung. Lastik terbuat dari karet gelang maupun karet dan bekas yang dipotong menurut ukuran yang sesuai.  Karet ini dubuat pada kayu bercabang dua yang befungsu sebagai tangkai Lastik. Pada bagian lain, karet diikat pula pada potongan kulit sepatu bekas yang berfungsi sebagai tempat peluru.

D.                Teknologi Berdagang Masyarakat Melayu Riau
Beberapa ciri atau tanda Masyarakat Melayu Riau dalam berdagang yakni : berprilaku disiplin, jujur, tekun dan santun; mengambil risiko dengan penuh perhitungan; memiliki daya kreasi, motivasi dan imajinasi; hidup efisien dan tidak tidak boros; mampu memotivasi orang lain untuk saling bekerjasama; mampu menganalisis kesempatandan melihat peluang-peluang untuk pengembagna usaha. Meredith menjelaskan ciri-ciri wirausaha yakni; percaya diri, berorientasi  tugas dan hasil, pengambil risiko, kepemimpinan, keorisinilan dan berorientasi kemasa depan.
Ada beberapa peralatan yang digunakan oleh Masyarkat Melayu Riau diantaranya :
Kewirausahaan dalam budaya Melayu merupakan bagian terpenting dalam kehidupan masyarakat. Kebiasaan berdagang dan berjual beli tidak hanya dilakukan Raja atau Sultan tetapi juga oleh masyarakat. Pada masanya Sultan berdagang ke Singapore, Johor dan Semenanjung Melaka dengan membawa hasil alam termasuk hasil produksi masyarakat hingga keberbagai mancanegara. Kebiasaan berdagang dan berjual beli telah lama tertanam dalam masyarakat Melayu, terutama dilakukan di daerah pesisir dan sungai yang merupakan urat nadi perekonomian masyarakat. Bahkan diawali melalui perdagangan barter sampai dengan perdagangan dengan menggunakan mata uang. Nilai-nilai kewirausahaan ditunjukkan oleh sang pemimpin terhadap rakyatnya, artinya masyarakat tidak hanya menanam, berproduksi dan menghasilkan sesuatu tetapi lebih dari itu harus mampu menjual hingga sampai kengeri orang lain. Falsafah inilah yang melandasi bahwa orang Melayu itu pandai berdagang, melaut dan berlayar hingga sampai ke Madagaskar.
Bakat dan mental dagang dalam masyarakat Melayu telah ada sejak dahulu hingga sekarang ini sehingga disebut sebagai bangsa ”Peniaga”, artinya sudah ada bakat  dan mental kewirausahaan yang tertanam, sehingga kalau adanya ungkapan yang mengatakan bangsa Melayu itu ”Pemalas”, sangat bertentangan dengan adat istiadan melayu.
Beberapa alat yang digunakan dalam berdagang diantaranya : Dacing adalah alat yang digunakan untuk mengukur atau menimbang berat suatu barang. Alat yang terbuat dari perunggu ini digunakan oleh para pedagang untuk menimbang berat suatu barang. Gantang adalah alat yang digunakan untuk menakar volume beras. Dari segi bahannya, alat ini ada yang terbuat dari kayu dan ada yang terbuat dari logam. Kayu yang dijadikan alat ini adalah kayu yang keras tetapi seratnya lembut. Dan, kayu itu oleh masyarakat setempat disebut padero. Kayu tersebut dibuat sedemikian rupa, sehingga berbentuk bulat lonjong dengan tinggi sekitar 1,5 cm dan lebar “mulutnya” berdiameter 10 cm. Sedangkan, gantang  yang terbuat dari logam dapat diperoleh dengan mudah karena telah diproduksi oleh pabrik. Gantang logam ini disamping mudah didapat tetapi juga tahan lama. Oleh karena itu, gantang kayu sudah mulai ditinggalkan.

E.                 Teknologi Berkebun  Masyarakat Melayu Riau
a.    Cangkul atau Pacul adalah satu jenis alat pertanian tradisional yang digunakan dalam proses pengolahan tanah pada lahan pertanian. Cangkul digunakan untuk menggali ataupun untuk meratakan tanah. Alat ini merupakan elemen penting dalam bidang pertanian terutama pertanian ladang kering. Cangkul dibuat dari baja sehingga alat ini sangatlah kuat Cangkul adalah alat untuk menggali tanah dan membalik tanah, yang terbuat dari lempengan besi dan diberi tangkai (disebut hulu cangkul) dari kayu sebagai pegangan, yang panjangnya kira- kira 100 -180 cm. Bagian sebelah bawah lempengan besi cangkul ditajamkan dan disebut mata cangkul.
b.   Cakar Ayam adalah alat yang biasa digunakan untuk menguraikan sampah-sampah. Alat ini sangat berguna bagi mereka yang bekerja di tempat pembuangan sampah. Dengan alat cakar ayam ini akan memudahkan dalam memilah-milah sampah. Alat ini sama fungsinya dengan garuk sampah, tetapi bentuk dan juga kekuatannya berbeda. Alat cakar ayam ini terbuat dari besi sehingga alat ini jauh lebih kuat dan lebih awet dibandingkan dengan garuk sampah yang hanya terbuat dari lempengan drum. Nama cakar ayam sendiri dipakai karena bentuk dari alat ini yang menyerupai cakar ayam yang berupa tiga jari. Untuk bagian pegangannya juga menggunakan garan dari kayu agar mudah dalam penggunaanya.
c.    Alat pengerat atau pemotong yang terbuat dari bilah besi yang agak tebal bagian sebelah bawahnya untuk mengerat atau( memotong) disebut mata parang diasah sehingga tajam, sedangkan bagian atasnya disebut punggung parang tidak diasah sehingga tetap tebal (tumpul).
d.   Parang juga diberi tangkai atau hulu sebagai pegangan yang terbuat dari kayu, tetapi hulunya pendek saja lebih kurang segenggaman lebih yang dibentuk agak bengkok ujungnya agar tidak lepas ketika dipegang.
e.    Kampak atau Kapak adalah alat yang biasa digunakan untuk memilah kayu ataupun menebang pohon yang berukuran kecil maupun besar. Kampak ini terbuat dari besi baja sehingga sangatlah kuat untuk menebang pohon. Bentuk dari alat kampak ini yaitu berupa lempengan landepan pada bagian utamanya. Sementara pada bagian kepala terdapat lubang untuk dipasang garan.
f.    Arit atau sabit adalah satu alat bantu pertanian sejenis pisau berbentuk melengkung yang digunakan untuk memotong berbagai jenis tumbuhan, rumput-rumputan, padi, jagung bahkan alat ini biasa digunakan untuk memotong kayu. Bagian dalam dari lengkungan berbentuk tajam, bentuk lengkung ini memudahkan dalam proses memotong dengan cara mengiris bagian bawah tanaman yang dipotong dengan cara mengayunkan seperti gerakan memarang dengan satu tangan, atau ketika untuk mengumpulkan rumput atau memanen tanaman padi tangan yang lain biasanya memegang pokok tanaman yang akan di tebas. Alat pertanian arit ini terbuat dari besi baja sehingga tidak akan peyok saat digunakan. Pada bagian pegangan arit atau sabit ini terbuat dari kayu yang disebut garan. Dengan di pasangnya garan ini akan memudahkan dalam penggunaannya sekaligus lebih enak untuk dibawa.
g.   Gathul adalah alat pertanian byang digunakan untuk melubangi tanah pada saat petani menanam kacang, padi, jagung dan lain-lain. Gathul merupakan alat yang sangat penting untuk para petani lading tanah kering. Karena alat ini merupakan bagian tak terpisahkan bagi para petani terutama pada daerah ladang. Selain itu gathul juga berfungsi untuk mencabuti rumput- rumput liar yang bisa mengganggu tumbuhnya tanaman petani. Gathul ini ada yang terbuat dari baja dan ada juga yang terbuat dari besi biasa. Sementara untuk bentuk alat ini yaitu terdiri dari bagian utama, bagian tangkai, dan bagian pegangan. Pada bagian utama yaitu berupa lembaran daun besi, pada bagian tangkai menghubungkan anatara bagian utama dengan bagian pegangan. Dan pada bagian pegangan itu sendiri dengan menggunakan pegangan atau garan yang terbuat dari kayu.
h.   Pengait rumput adalah alat yang dibuat dari ranting kayu yang tidak mudah patah.
i.     Parang panjang adalah alat yang digunakan untuk menebas rerumputan liar di perkebunan kelapa, persawahan, perladangan dan lain-lain.

TOUGE


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang
            Penelitian ini dilatar belakangi oleh karena manfaat kecambah yang baik bagi tubuh karena mengandung nilai gizi tinggi, harganya murah, dan mudah didapat. Banyak orang yang berpendapat bahawa tumbuhan ini berfungsi untuk meningkatkan kesuburan,menghaluskan kulit, dan pengurang rasa sakit saat haid.
Kacang-kacangan sebagai bahan pangan sumber energy dan protein sudah lama dimanfaatkan oleh penduduk Asia, Afrika, Amerika Latin, dan negara lainnya. Kacang-kacangan termasuk dalam kelas Leguminosae, yaitu merupakan tanaman dikotiledon (memiliki dua keping biji) yang kaya akan zat gizi sebagai cadangan makanan bagi embrio selama germinasi (proses berkecambah).
Protein kacang-kacangan umunya kaya akan lisin, leusin, dan isoleusin, tapi terbatas dalam hal kandungan metionin dan sistin. Hal ini banyak menyebabkan kacang-kacangan sering dikombinasikan dengan serealia. Sebab, serealia kaya akan metionin dan sistin, tapi miskin lisin. Salah satu upaya untuk menginaktifkan zat-zat antigizi tersebut adalah dengan membuat kacang-kacangan berkecambah menjadi touge.
Sayangnya, banyak orang masih menganggap bahwa kacang-kacangan adalah “daging” bagi kaum miskin. Padahal, sesungguhnya kacang-kacangan adalah sumber protein yang sangat berharga.

B. Rumusan Masalah

1.      Apakah touge itu?
2.      Apa saja manfaat dari touge?
3.      Mengapa touge sangat bermanfaat?
4.      Bagaimana proses perkecambahannya?

C. Tujuan
1.      Mengetahui bagaimana tumbuhan touge
2.      Mengetahui manfaat touge
3.      Mengetahui kandungan dalam touge
4.      Mengetahui cara menanam touge

D. Manfaat
            Makalah ini dibuat dengan harapan bisa bermanfaat bagi para pembaca, touge atau kecambah yang sering kita konsumsi ternyata banyak memiliki khasit. Tetapi dibalik manfaatnya tersebut banyak masyarakat umum yang belum mengetahuinya. Mudah-mudahan dengan dibuatnya makalah ini para pembaca jadi memiliki pengetahuan yang lebih tentang manfaat mengkonsumsi touge.

Contoh Teks Narasi Paragraf Ekspositoris



Paragraf Narasi Espositoris disebut juga Narasi Teknis adalah karangan yang mencoba menyajikan sebuah peristiwa kepada pembaca apa adanya.
         Aku berjalan menuju halaman rumah-rumah yang sunyi. Aku terus berjalan d kota kecil yang sunyi, hingga kutemukan patung sepeda-sepedaan di tengah taman. Ada seorang gadis berbaju hijau mengintipku dari balik rerimbun daun. Aku mengejarnya. Lantas, ia berhenti di salah satu sudut taman. Kami berpandang-pandangan sebelum aku tahu ia benar-benar hilang. Bolak-balik aku mencoba untuk mencarinya. Sebelum aku benar-benar menemukannya, dering jam weker cukup mengejutkanku. Cahaya matahari sudah menerobos masuk jendela kamarku.
Contoh 2 :
        Soekarno, Presiden Republik Indonesia pertama adalah  seorang nasionalis. Ia memimpin PNI pada tahun 1928. Soekarno  menghabiskan waktunya di penjara dan di tempat pengasingan karena  keberaniannya menentang penjajah. Soekarno mengucapkan pidato tentang  dasar-dasar Indonesia merdeka yang dinamakan Pancasila pada  sidang BPUPKI tanggal 1 Juni 1945. Soekarno bersama Mohammad
Hatta sebagai wakil bangsa Indonesia memproklamasikan kemerdekaan  Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945. Ia ditangkap Belanda dan  diasingkan ke Bengkulu pada tahun 1948. Soekarno dikembalikan  ke Yogya dan dipulihkan kedudukannya sebagai Presiden RI pada tahun  1949. Jiwa kepemimpinan dan perjuangannya tidak pernah pupus. Soekarno  bersama pemimpin-pemimpin negara lainnya menjadi juru bicara bagi  negara-negara nonblok pada Konferensi Asia Afrika di Bandung tahun 1955. Hampir seluruh perjalanan hidupnya dihabiskan untuk berbakti dan berjuang.

Contoh Narasi Sugestif ;
       Patih Pranggulang menghunus pedangnya. Dengan cepat ia mengayunkan pedang itu ke tubuh Tunjungsekar. Tapi aneh, sebelum mengenai tubuh Tunjungsekar. Tapi aneh, sebelum mengenai tubuh Tunjungsekar, pedang itu jatuh ke tanah. Patih Pranggulang memungut pedang itu dan membacokkan lagi ke tubuh Tunjungsekar. Tiga kali Patih Pranggulang melakukan hal itu. Akan tetapi, semuanya gagal.

Contoh 2 ;

KEUTAMAAN SHALAWAT NARIYAH





Menurut para ulama, shalawat nariyah mempunyai faedah dan keutamaan bagi siapa yang membaca atau mengamalkannya. Berikut ini kami hadirkan faedah shalawat nariyah yang bisa anda ketahui diantaranya :

  1. Barang siapa yang membaca shalawat nariyah sebanyak 11 x sehabis shalat fardu maka Allah akan memudahkan riziqinya dan derajatnya akan diangkat di mata masyarakat.
  2. Barang siapa membaca shalawat nariyah sebanyak 31 kali setiap sehabis shalat fardu akan dimudahkan segala urusannya.
  3. Barang siapa yang mau mengamalkan shalawat nariyah dengan membacanya sebanyak 90 kali setiap harinya akan dimudahkan rezekinya, dibukakan pintu kebijakan, di jauhi dari segala penyakit oleh Allah SWT.
  4. Apabila kita mau membaca shalawat nariyah sebanyak 300 kali setiap habis shalat fardu maka Allah akan mengabulkan segala hajat besar kita dan menjauhkan kita dari macam bahaya yang besar.
  5. Faedah terakhir membaca shalawat nariyah yang kami tahu, barang siapa yang membaca shalawat nariyah sebanyak 4444 kali semua yang dikehendakinya akan tercapai dengan cepat.

Shalawat ini juga oleh para ahli yang tahu rahasia alam diyakini sebagai kunci gudang yang mumpuni, Dan imam Dainuri memberikan komentarnya: Siapa membaca shalawat ini sehabis shalat (Fardhu) 11 kali digunakan sebagai wiridan maka rezekinya tidak akan putus, di samping mendapatkan pangkat kedudukan dan tingkatan orang kaya.

Cara Memegang peluru




Cara memegang peluru
Ada 3 teknik memegang peluru:
  1. Jari-jari direnggangkan sementara jari kelingking agak ditekuk dan berada di samping peluru, sedang ibu jari dalam sikap sewajarnya. Ini adalah gaya memegang peluru untuk orang yang berjari kuat dan panjang.
  2. Jari-jari agak rapat, ibu jari di samping, jari kelingking berada di samping belakang peluru. Gaya ini biasa dipakai oleh para juara.
  3. Seperti cara di atas, hanya saja sikap jari-jari lebih direnggangkan lagi, sedangkan letak jari kelingking berada di belakang peluru. Gaya yang terakhir ini cocok untuk orang yang tangannya pendek dan jari-jarinya kecil. Tidak cocok untuk anak anak dibawah 9thn.
 
Meletakkan peluru pada bahu

Pertama-tama peluru dipegang lalu diletakkan pada bahu dan menempel pada leher bagian samping. Siku yang memegang peluru agak dibuka ke samping dan tangan satunya rileks di samping badan

Menolak peluru

Gaya tolak peluru dengan awalan menyamping (Gaya Ortodock)
 
  •      Sikap awal, berdiri menyamping dengan sektor tolakan berada di sektor kiri tubuhnya, lutut kaki kanan ditekuk, sedangkan kaki kiri diluruskan ke belakang.
  •       Berat badan berada pada kaki kanan dengan pandangan mata ke depan.
  •      Tangan kanan memegang peluru yang diletakkan di atas bahu kanan menempel pada rahang, sedangkan tangan kiri diangkat ditekuk di depan wajah kiri berfungsi untuk menjaga keseimbangan tubuh.
  •     Saat akan menolak, kaki kiri diangkat kemudian diputarkan ke arah kiri sebanyak 2-3 kali putaran kemudian kaki kiri berpijak di sebelah kaki kanan.
  •     Kaki kiri digeser ke samping kiri sambil kaki kanan juga digeser mengikuti arah kaki kiri bergeser
  •      Ketika kedua kaki bergeser ke kiri, peluru dilemparkan dengan cara mendorong tangan kanan yang memegang peluru ke arah depan atas, jalannya peluru membentuk parabola diikuti pandangan mata arah jalannya peluru.
  •       Sikap akhir, berat badan berada di kaki kanan diusahakan tubuh tidak keluar dari lingkaran.

Gaya tolak peluru dengan awalan membelakangi tolakan (Gaya O'Brien)
 
  1.       Sikap awal, berdiri membelakangi sektor tolakkan dengan berat badan ada di kaki kanan sambil tubuh dibungkukkan.
  2.         Kaki kiri berada dibelakang sedikit terangkat, tetapi ujung kaki masih berpijak dengan tanah.
  3.       Tangan kanan memegang peluru yang diletakkan di atas bahu yang menempel dengan daun telinga, sedangkan tangan kiri ditekuk ke atas menyilang di atas wajah.
  4.       Tubuh dalam keadaan rendah, kaki kiri diayun-ayunkan ke depan dan ke belakang kemudian peluru ditolakkan.
  5.       Pada waktu menolakkan peluru diikuti berat badan diputar ke belakang sambil kaki digeser ke belakang.
  6.      Setelah peluru ditolakkan dengan keras dan diikuti pandangan mata, kemudian berat badan ganti pada kaki kiri. Keseimbangan tubuh tetap dijaga agar tidak terpental ke luar lingkaran.

Garis Depan

Pekanbaru dah Petang

Tuahpesisir - Beginilah penampakan kota pekanbaru di petang hari. Dari jalan Jend. Sudirman tepatnyaaa Masih padat meryap mobil dan hoanda ...