Peristiwa/kejadian yang diceritakan
dapat berupa karangan benar-benar terjadi dan dapat juga khayalan belaka.
Cerpen, novel, roman, biografi dan cerpen drama adalah salah satu bentuk
karangan narasi.
Untuk lebih mengenal paragraf ini,
ada baiknya kita mempelajari ciri umum paragraf narasi itu sendiri, diantaranya
yaitu :
- Mempunyai alur/plot.
- Menggunakan sudut pandang penulis.
- Terdapat unsur rangkaian waktu dan informasi.
- Terdapat unsur tindakan dan perbuatan.
- Terdapat latar suasana, tempat dan waktu.
- Memiliki tokoh dan perwatakan yang jelas.
- Memakai urutan waktu dan tempat yang saling berhubungan.
Macam/Jenis
Paragraf Narasi
Ada 2 jenis/macam paragraf narasi, yaitu narasi sugestif dan
narasi ekspositoris. Berikut adalah penjelasannya :
Paragraf Narasi Sugestif
Paragraf Narasi Sugestif adalah
sebuah paragraf yang menggambarkan rangkaian kejadian yang tersusun sedemikian
rupa untuk merangsang daya khayal pembaca mengenai peristiwa tersebut. Bahasa yang umum digunakan narasi
sugestif adalah bahasa kiasan dengan menggunakan kata-kata yang bersifat
konotatif. Paragraf
Narasi Sugestif memiliki tujuan utama untuk memberikan makna atas kejadian
sebagai suatu pengalaman. Jenis paragraf ini juga digunakan untuk menjelaskan
sebuah proses atau rangkaian kejadian.
Contoh Paragraf Narasi Sugestif
Aku sedang berlari. Hingga kutemui
dia walau telat 10 menit dari jadwal. Setelah bertemu, aku dan dia lari
bersama. Mengelilingi desa di tengah sejuknya pagi hari. Lalu kutatap parasnya
dan tentu senyumnya begitu memikat hati ini. Pada akhirnya aku mulai salah
tingkah dan kurasakan hati ini berdebar-debar.
Paragraf Narasi Ekspositoris
Paragraf Narasi Ekspositoris adalah
sebuah paragraf yang isinya berupa rangkaian tindakan untuk disampaikan
secara informatif sehingga pembaca dapat memahami peristiwa tersebut dengan
tepat.
Tujuan utama narasi ekspositoris ini adalah untuk menyampaikan sebuah informasi tentang kejadian yang sedang terjadi sehingga akan memperluas pengetahuan pembaca. Berbanding terbalik dengan narasi sugestif, narasi ekspositoris menggunakan bahasa/kata yang bersifat denotatif.
Intinya adalah :
Paragraf Narasi Ekspositoris adalah
paragraf berisikan topik pembahasan berupa informasi yang dijelaskan secara
runtut, jelas dan rinci dengan tujuan pembaca dapat benar-benar paham akan
informasi tersebut.
Ciri-ciri paragraf ekspositoris :
- Bertujuan untuk menjelaskan pokok persoalan atau memberi informasi kepada pembaca.
- Hanya memaparkan informasi tersebut tanpa mengajak atau memengaruhi pembacanya, sehingga keputusan akhir dikembalikan lagi kepada pembaca.
- Menggunakan berbagai bentuk data dan informasi yang benar adanya untuk kemudian dijabarkan menjadi lebih rinci.
Contoh Paragraf Narasi Ekspositoris
Beternak ayam sebenarnya tidak sesulit apa yang dibayangkan. Bagi yang baru akan memulai beternak ayam, langkah pertamanya adalah membuat kandang ayam sesuai dengan kebutuhan. Dalam membuat kandang, sebaiknya kandang diberi lampu untuk penghangat suhu tubuh ayam. Setelah kandang jadi, langkah selanjutnya adalah membeli ayam (jantan 1 ekor dan ayam betina 5 ekor). Masukkan ayam jantan dan betina dalam satu kandang agar cepat berkembang biak. Dalam beternak, pastikan ayam diberi makan secara teratur semisal 1 hari 3 kali. Agar ayam tidak mudah terkena penyakit, sebaiknya kandang ayam dibersihkan secara rutin minimal 1 minggu sekali.
Masih bingung juga mengenai Paragraf Narasi ?
Ya, memang kurang lengkap rasanya jika contohnya hanya seperti itu. Lebih baik kita simak sekali lagi contoh paragraf narasi singkat berikut ini :
Contoh Paragraf Narasi 1
Pagi itu, Bu Surti hendak pergi ke pasar. Ia berhenti di pinggir jalan menanti angkot datang. Beberapa menit kemudian, angkot menghampirinya. Dia naik dan menunggu angkot tiba di pasar. Sesampainya di pasar, ia membeli berbagai sayur-mayur. Saat hendak membayar, ia kebingungan tak menemukan dompetnya.
Mungkinkah ia kecopetan ? Mungkinkah
dompet itu jatuh ? Segala pertanyaan membayangi pikirannya. Terpaksa ia
mengurungkan niatnya untuk membeli sayur-mayur. Ia pulang dengan tangan hampa,
jalan kaki pula. Sungguh malang nasib Bu Surti.
Contoh Paragraf Narasi 2
Sudah sekian lama sejak saat itu,
berangkatlah Mak Ijah ke Tanah Suci. Sesampainya di sana, ia melakukan rukun
Haji dengan baik. Tak henti-hentinya ia berdoa dan bersyukur atas nikmat yang
diberikan. Setelah selesai melakukan ibadah Haji, ia pulang bersama jamaah haji
asal Indonesia lainnya. Kepulangannya itu disambut hangat oleh keluarga dan kerabat
yang dulu menghujatnya.
Contoh Paragraf Narasi 3
Siang itu, Dedi merasa aneh karena
tingkah laku teman-temannya. Tidak seperti biasanya yang selalu bermain
bersama-sama, mereka semua mencampakkan dan mengucilkan dirinya. Bel pun
berbunyi menandakan siswa diharuskan pulang. Tiba-tiba Dedi dikejutkan dengan
lemparan tepung dari teman-temannya. Sontak sekujur tubuh Dedi putih
terlapisi tepung. Ia masih heran dan kebingungan. Tapi rasa bingung itu
terjawab sudah ketika Afry memberikannya kue ulang tahun. Setelah itu, semua
temannya memberikan ucapan selamat pada Dedi. Kejadian itu menjadi pengalaman
tak terlupakan bagi Dedi, ia sangat bersyukur mempunyai teman yang begitu
peduli padanya.
Contoh Paragraf Narasi 4
Berangkatlah Bapak Omar Bakri ke
sekolah menaiki sepeda bututnya. Dia kayuh sepedanya hingga puluhan kilometer
untuk sampai ke sekolah. Keringat dan letih yang dirasa tergantikan oleh
sambutan anak didiknya sesaat ia sampai di sekolah. Bel masuk tiba-tiba
saja berbunyi, kegiatan belajar mengajar pun dimulai. Setelah beberapa waktu
berlalu, akhirnya bel pulang berbunyi. Semua siswa pulang ke rumah
masing-masing tak terkecuali Bapak Omar Bakri. Walau gajinya tak seberapa, ia
selalu bersyukur atas nikmat yang diberikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar