TUAHPESISIR.ID - TELUK BELITUNG Sejumlah Alumni mahasiswa perguruan tinggi yang perkuliahanya diselenggarakan di Kecamatan Merbau yakni Sekolah Tinggi Keguruan Ilmu Pendidikan (STKIP) Pelita Bangsa Binjai Medan bekerjasama dengan Yayasan Putera Meranti Selatpanjang mengaku mulai resah menyusul banyaknya ketimpangan dan ketidaknyamanan layanan yang berlangsung baik diinternal pengelola perkuliahan maupun dari pihak Yayasan sendiri.
Sejak dimulai semester akhir yaitu Program Praktek Lapangan (PPL), Skripsi dan wisuda, keganjilan dan keanehan mulai tampak baik dari sisi pelayanan maupun biaya perkuliahan. bantuan-bantuan yang tak jelas diluar Beasiswa Kabupaten Kepulauan Meranti juga menjadi perbincangan hangat mahasiswa.
Jamilah (25), salah seorang Alumni yang kuliah di Kecamatan Merbau ini ketika ditemui Minggu (26/4/2015), mengatakan bahwa kondisi yang terjadi saat ini merupakan proses klarifikasi ijazah yang sudah diterima namun mengalami kesalahan. Alhasil ijazah itu pun dikembalikan kepada pihak Yayasan untuk dipertanggungjawabkan. "Kami sangat kecewa, sampai saat ini belum ada niat baik dari pihak yayasan untuk mengembalikan ijazah kami, tentunya ini menjadi kekhawatiran serius bagi kami Jika tidak segera ditindaklanjuti," Kata Jamilah
Hal senada diutarakan oleh Zamzami (25), dia juga mengembalikan ijazah kepada pihak Yayasan pasca terdapat kesalahan penulisan nama dan nomor terdaftar. "Sejak dikembalikan sampai saat ini belum ada titik terang dan setiap kali kami bertanya tentang ijazah pihak Yayasan selalu jawabannya lagi di proses, dari bulan ke bulan selanjutnya alasannya tetap sama,” Ungkap Zami. Menurut dia, saat ini teman-teman alumni mahasiswa hanya bisa mengelus dada, sebab kebanyakan alumni tidak mau mengambil rasiko karna sebelumnya pun telah banyak upaya alumni untuk mengatasinya tapi upaya itu hanya sia-sia belaka. Padahal penanggung jawab dari perkuliahan ini adalah seorang anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Kepulauan Meranti dan duduk di komisi 3 bidang Pendidikan dan tentu seharusnya dia bisa mengayomi dan menyelematkan permasalahan ini.
Begitu juga halnya dengan Af (50), alumni yang tak mau disebutkan namanya ini juga sebagai Pegawai Negeri Sipil (PNS) di salah satu Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP), dia merasa khawatir akan dampak kedepannya terhadap kejelasan dan legalitas ijazah, terutama dalam kepengurusan sertifikasi dan pangkat. "Kita berharap agar pemerintah segera mengambil langkah serius terhadap Kulitas pendidikan tinggi yang ada di kabupaten Kepulauan Meranti ini jangan sampai mengorbankan masyarakat," Harap Af
Lain halnya dengan Wahita Amiruddin (26) pria ini memilih tidak mengembalikan ijazah, walaupun dia mengetahui akan kesalahan dan kegajilan di ijazah tersebut, lantaran melihat kepengu
rusan yang bertele-tele. “Ini persoalan serius sekali, namun jika penyelenggara perkulihan ini adalah seorang wakil rakyat dan seperti ini yang diperlakukannya terhadap kami, ini merupakan sebuah kesalahan besar,” cetus Wahita.
Kekhawatiran Jamilah, Zami, Af, Wahita dan teman-teman Alumni STKIP Pelita Bangsa Binjai Medan yang bekerjasama dengan Yayasan Putera Meranti Selatpanjang ini bukan tanpa alasan, sebab saat ini sudah ratusan mahasiswa terdaftar namun akhirnya memilih berhenti ditengah jalan akibat dari kepengurusan yang bobrok dan tidak bisa menunjukkan legalitas kerjasamanya. Dari data Ijazah yang diberikan kepada mahasiswa ternyata bulan dan tahun terdaftar mereka tidak sama padahal merupakan mahasiswa satu semester yang masuknya pada tahun 2009. Sementara itu fakta di ijazah tertulis berbeda untuk masing-masing mahasiswa ada yang tahun 2007, 2008, 2009 dan ada juga yang 2010 padahal tahun wisuda yang sama yaitu februari 2013, artinya waktu perkulihan mereka berbeda-beda antara 3 - 6 tahun.
Kondisi seperti ini tentu menjadi PR besar bagi pengamat pendidikan di Kecamatan Merbau khususnya dan Kebupaten Kepualauan Meranti umumnya, ancaman bagi generasi penerus agar tidak terjebak dengan permasalahan pendidikan yang sama. Namun sampai sekrang belum ada solusi kongkrit dari tokoh-tokoh pendidik didaerah ini, namun setidaknya dengan kejadian ini menjadi pelajaran bagi kita semua.
Penulis : mirwandi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar