Sabtu, 03 Desember 2016

Syair-Syair

SYAIR PERAHU


Inilah gerangan suatu madah
mengarangkan syair terlalu indah,
membetuli jalan tempat berpindah,
di sanalah i'tikat diperbetuli sudah

Wahai muda kenali dirimu,
ialah perahu tamsil tubuhmu,
tiadalah berapa lama hidupmu,
ke akhirat jua kekal diammu.

Hai muda arif-budiman,
hasilkan kemudi dengan pedoman,
alat perahumu jua kerjakan,
itulah jalan membetuli insan.

Perteguh jua alat perahumu,
hasilkan bekal air dan kayu,
dayung pengayuh taruh di situ,
supaya laju perahumu itu

Sudahlah hasil kayu dan ayar,
angkatlah pula sauh dan layar,
pada beras bekal jantanlah taksir,
niscaya sempurna jalan yang kabir.

Perteguh jua alat perahumu,
muaranya sempit tempatmu lalu,
banyaklah di sana ikan dan hiu,
menanti perahumu lalu dari situ.

Muaranya dalam, ikanpun banyak,
di sanalah perahu karam dan rusak,
karangnya tajam seperti tombak
ke atas pasir kamu tersesak.

Ketahui olehmu hai anak dagang
riaknya rencam ombaknya karang
ikanpun banyak datang menyarang
hendak membawa ke tengah sawang.

Muaranya itu terlalu sempit,
di manakan lalu sampan dan rakit
jikalau ada pedoman dikapit,
sempurnalah jalan terlalu ba'id.
Baiklah perahu engkau perteguh,
hasilkan pendapat dengan tali sauh,
anginnya keras ombaknya cabuh,
pulaunya jauh tempat berlabuh.

Lengkapkan pendarat dan tali sauh,
derasmu banyak bertemu musuh,
selebu rencam ombaknya cabuh,
La ilaha illallahu akan tali yang teguh.

Barang siapa bergantung di situ,
teduhlah selebu yang rencam itu
pedoman betuli perahumu laju,
selamat engkau ke pulau itu.

La ilaha illallahu jua yang engkau ikut,
di laut keras dan topan ribut,
hiu dan paus di belakang menurut,
pertetaplah kemudi jangan terkejut.

Laut Silan terlalu dalam,
di sanalah perahu rusak dan karam,
sungguhpun banyak di sana menyelam,
larang mendapat permata nilam.

Laut Silan wahid al kahhar,
riaknya rencam ombaknya besar,
anginnya songsongan membelok sengkar
perbaik kemudi jangan berkisar.

Profit Sender
BIDASARI LAHIR

Dengarlah kisah suatu riwayat
Raja di desa negeri Kembayat
Dikarang fakir dijadikan hikayat
Dibuatkan syair serta berniat

Adalah
raja sebuah negeri
Sultan Agus bijak bestari
Asalnya baginda raja yang bahari
Melimpah pada dagang biaperi

Kabarnya orang empunya termasa
Baginda itulah raja perkasa
Tiadalah ia merasa susah
Entahlah kepada esok dan lusa

Seri padukan sultan bestari
Setelah ia sudah beristri
Beberapa bulan beberapa hari
Hamillah puteri permaisuri

Demi ditentang duli mahkota
Makinlah hati bertambah cinta
Laksana mendapat bukit permata
Menentang istrinya hamil serta

Beberapa lamanya di dalam kerajaan
Senantiasa ia bersuka-sukaan
Datanglah masa beroleh kedukaan
Baginda meninggalkan takhta
kerajaan

Datanglah kepada suatu masa
Melayanglah unggas dari angkasa
Unggas garuda burung perkasa
Menjadi negeri rusak binasa

Datang menyambar suaranya bahna
Gemparlah sekalian mulia dan hina
Seisi
negeri gundah gulana
Membawa dirinya barang ke mana

Baginda pun sedang dihadap orang
Mendengarkan gempar seperti perang
Bertitah baginda raja yang garang
Gempar ini apakah kurang.



Tidak ada komentar:

Garis Depan

Pekanbaru dah Petang

Tuahpesisir - Beginilah penampakan kota pekanbaru di petang hari. Dari jalan Jend. Sudirman tepatnyaaa Masih padat meryap mobil dan hoanda ...